Selasa, 16 Juni 2015



BAB I
PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang
Pendidikan adalah upaya sadar dan tanggung jawab untuk memelihara membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan peserta didik agar ia memiliki makna dan tujuan hidup yang hakiki.Sementara proses pendidikan bertujuan  untuk menimbulkan perubahan perubahan yang diinginkan pada setiap peserta didik.
Dalam prosesnya, pendidikan Islam menjadikan tujuan sebagai sasaran ideal yang hendak dicapai dalam program dan di proses dalam produk kependidikan Islam.
Untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan kegiatan yaitu evaluasi. Dengan evaluasi, maka suatu kegiatan dapat di ketahui atau ditentukan tarap kemajuannya.berhasil atau tidaknya pendidikan Islam dalam mencapai tujuannya dapat di lihat setelah dilakukan evaluasi terhadap output yang dihasilkannya.
Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan Islam yang harus di lakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk menngukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran.


Rounded Rectangle: 1
 
B.          Rumusan Masalah
1.   Apa pengertian evaluasi pendidikan Islam?
2.   Apa tujuan evaluasi pendidikan Islam?
3.   Apa yang menjadi objek dalam evaluasi pendidikan Islam?
4.   Apa saja jenis-jenis evaluasi pendidikan Islam?
C.          Tujuan Penulisan
1.   Untuk mengetahui apa pengertian dari evaluasi pendidikan Islam.
2.   Untuk mengetahui tujuan dari evaluasi pendidikan Islam.
3.   Untuk mengetahui apa yang menjadi objek dalam evaluasi pendidikan Islam.
4.   Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis evaluasi pendidikan Islam.









BAB II
PEMBAHASAN

A.          Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam
Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa inggris,Evaluation, yang berarti penialaian dan penaksiran. Dalam bahasa arab, dijumpai istilah imtihan, yang berarti ujian, dan khataman yang berarti cara menilai akhir dari sebuah proses kegiatan. Sedangkan secara istilah, ada beberapa pendapat,namun pada dasarnya sama,hanya berbeda dalam redaksinya saja.
Oemar malik mengartikan evaluasi sebagai suatu proses penaksiran terhadap kemajuan,pertumbuhan,dan  perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan. Kemudian menurut M. Chabib Thoha, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Menurut Soegarda Poerbawakatja dalam “Ensiklopedi pendidikan” menguraikan pengertian pendidikan yang lebih luas, sebagai ‘semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuan,pengalaman,kecakapan sastra keterampilannya kepada generasi muda,sebagai usaha menyiapkan agar dapat memenuhi fungsi hidupnnya baik jasmaniah maupun rohaniah.
Jika kata evaluasi di hubungkan dengan kata pendidikan maka dapat di artikan sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu terhadap masalah yang berkaitan dengan pendidikan,untuk itu evaluasi pendidikan tidak hanya menilai tentang hasil belajar siswa tersebut ,seperti evaluasi terhadap guru,kurikulum,metode,sarana prasarana,lingkungan dan sebagainya.
Dari beberapa pendapat, dapat di tarik kesimpulan bahwa evaluasi yaitu suatu proses dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan,pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan),sehingga dapat disusun penilainnya yang dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan. Dengan demikian evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktifitas secara spontan dan insedental melainkan merupakan kegiatan untuk menialai sesuatu yang terencana,sistematik dan berdasarkan tujuan yang jelas.
Oleh karna itu yang dimaksud evaluasi dalam pendidikan Islam adalah pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan Islam guna melihat sejauh mana keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai Islam sebagai tujuan dari pendidikan Islam itu sendiri.
B.          Tujuan Evaluasi Pendidikan Islam
Tujuan evaluasi adalah mengetahui kadar/ukuran pemahaman anak didik terhadap materi pelajaran,melatih keberanian dan mengajak anak didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan. Selain itu program evaluasi bertujuan untuk mengetahui siapa yang lemah,sehingga diberi perhatian khusus agar ia dapat mengejar kekurangannya.
Sasaran evaluasi tidak hanya bertujuan mengevaluasi anak didik saja,tetapi juga bertujuan untuk mengevaluasi pendidik yang sejauh mana ia bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam.
Menurut Abdul Mujib dkk,tujuan evaluasi adalah:
1.   Mengetahui kadar pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, melatih keberanian dan mengajak peserta didik untuk mengingatkan kembali materi yang telah dibearikan dan mengetahui tingkat perubahan perilakunya.
2.   Mengetahui siapa diantara peserta didik yang cerdas dan yang lemah,sehingga yang lemah diberi perhatian khusus agar ia dapat mengejar kekurangannya.
3.   Mengumpulkan informasi yang dapat di pergunakan sebagai dasar untuk mengadakan pengecekan yang sistematis terhadap hasil pendidikan yang telah dicapai untuk kemudian dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
4.   Untuk mengetahui tingkat efektifiats dari metode-metode yang telah dipergunakan proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
5.   Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan dalam mengikuti program pendidikan,sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.
Sebagaimana yang terdapat pada ajaran Islam,tujuan evaluasi dapat di pahami berdasarkan ayat al-qur’an antara lain sebagai berikut:
Untuk mengetahui sampai dimana atau sejauh mana hasil pendidikan. Wahyu yang telah diterapkan Rasulullah SAW terhadap umatnya:
øŒÎ)tA$s%4ÓyqãBÿ¾Ï&Î#÷dL{þÎoTÎ)àMó¡nS#uä#Y$tR/ä3Ï?$t«y$pk÷]ÏiBAŽy9sƒ¿2÷rr&Nä3ŠÏ?#uä5>$pkÅÎ/<§t6s%ö/ä3¯=yè©9šcqè=sÜóÁs?ÇÐÈ
Artinya : “(ingatlah) ketika musa berkata kepada keluarganya: “Sesungguhnya aku melihat api. Aku kelak akan membawa kepadamu khabar daripadanya,atau aku membawa kepadamu suluh api supaya kamu dapat berdiang.” (QS. An-Naml : 7)
Abudin Nata menambahkan bahwa,evaluasi bertujuan mengevaluasi pendidik,materi pendidikan,dan proses penyampaian materi pelajaran.
Sedangkan menurut Anas Sudijono dalam bukunya, “Pengantar evaluasi pendidikan” menyatakan bahwa tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan yaitu:
a.    Untuk memperoleh data yang akan menjadi petunjuk sampai dimana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
b.   Untuk mengetahui tingkat efektifitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu. Sehingga dapat di ketahui sampai dimanakah efektivitas mengajar dan metode-metode pengajaran yang di terapkan.
c.    Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.
Dalam pendidikan Islam tujuan evaluasi lebih di tekankan pada penguasaan sikap (afektif dan psikomotorik) ketimbang aspek kognitif. Penekanan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik yang meliputi sikap dan pengalaman terhadap hubungan pribadinya dengan tuhannya, terhadap arti hubunngan dirinya dengan masyarakat, serta sikap dan pandangan terhadap diri sendiri selaku hamba allah,anggota masyarakat serta khalifah adalah SWT.
C.          Objek Dalam Evaluasi Pendidikan Islam
Objek evaluasi Pendidikan Islam dalam arti yang umum adalah peserta didik. Sementara dalam arti khusus adalah aspek-aspek tertentu yang terdapat pada peserta didik. Peserta didik disini sebenarnya bukan hanya sebagai objek evaluasi semata, tetapi juga sebagai subjek evaluasi.
Oleh karena itu, evaluasi pendidikan Islamdilakukan dengan dua cara yaitu: pertama, evaluasi atas diri sendiri (selfevaluation/muhasabah), kedua, evaluasi terhadappeserta didik. (Ramayulis, 2009 : 237).
1.     Evaluasi atas diri sendiri (self evaluation /muhasabah)
Seorang muslim termasuk peserta didik yang sadar dan baik adalah mereka yang sering mengevaluasi diri sendiri, baik mengenai kelebihan yang harus dipertahankan maupun kekurangan dan kelemahan yang perlu dibenahi, karena evaluasi diri sendiri bersifat lebih objektif.
Hal ini ditegaskan dalam Alquran surat Adz-Dzariat (51) ayat 21 :     وَفِي أَنْفُسِكُمْ أَفَلَ تُبْصِرُونَ
Artinya: “Dan pada diri kamu kamu sendiri maka mengapa kamu tidak mau melihat dan memikirkannya?”
Umar bin Khattab pernah mengatakan hasibuanfusakum qabla an tuhasabu (evaluasilah diri kamu sendiri sebelum kamu mengevaluasi orang lain). Manusia dituntut untuk waspada dalam melakukan berbagai perbuatan karena semua perbuatan manusia tidak lepas dari evaluasi Allah serta dua malaikatsebagai supervisor dan evaluator yaitu Raqib dan‘Atid berdasarkan surat Albaqarah (2) ayat 115:
¬!urä-̍ô±pRùQ$#Ü>̍øópRùQ$#ur4$yJuZ÷ƒr'sù(#q9uqè?§NsVsùçmô_ur«!$#4žcÎ)©!$#ììźurÒOŠÎ=tæÇÊÊÎÈ
Dan kepunyaan Allah Timur dan Barat maka dimanapun kamu menghadap maka disanalah wajahAllah sesungguhnya Allah Maha luas limpahan Rahmat dan Karunianya lagi Maha Mengetahui.”
Dan juga terdapat pada surat Qaf (50) ayat 18:
$¨BàáÏÿù=tƒ`ÏB@Aöqs%žwÎ)Ïm÷ƒys9ë=Ï%uÓŠÏGtãÇÊÑÈ
Artinya: “Tidak ada satu perkataan yang dilafazkan melainkandisisinya terdapat malaikat Raqib dan ‘Atid yang siapmenuliskan segala perbuatannya.”
2.     Evaluasi terhadap peserta didik
Evaluasi ini harus disertai niat “ Amar Ma’rufNahi Munkar” yang bertujuan memperbaiki (ishlah)bagi tindakan orang lain, serta untuk terlaksananyasuatu tujuan pendidikan Islam sesuai dengan tuntunan Alquran dalam surat Al’Ashr (103): ayat 3 :
žwÎ)tûïÏ%©!$#(#qãZtB#uä(#qè=ÏJtãurÏM»ysÎ=»¢Á9$#(#öq|¹#uqs?urÈd,ysø9$$Î/(#öq|¹#uqs?urÎŽö9¢Á9$$Î/ÇÌÈ
Artinya: “Kecuali orang-orang yang beriman dan ber’amalshalih saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”
Ada satu asumsi bahwa dalam kondisi tertentu, seseorang terkadang lepas kendali, sehingga ia melakukan tindakan tidak dalam kesadarannya yang hakiki, karena terpengaruh oleh emosi dan sifat subjektivitasnya. Pada saat inilah, orang lain mudah menilai dan mengevaluasi kegiatan tersebut, sedangkan pelaku sendiri tidak mengerti apakah tindakannya itu benar atau salah. Pengevaluasian dari orang lain (pendidik) dalam hal ini lebih bersifat komparabel, menilai anak didik secara jelas dan jawaban yang salah segera dibenarkan bukan dibiarkan berlarut-larut, sehingga anak didik tetap tenggelam dalam kebimbangan, kebodohan dan tidak dapat melangkah yang lebih maju.
D.          Jenis-Jenis Evaluasi Pendidikan
Jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam ada beberapa macam yaitu :
1.   Evaluasi formatif
Evaluasi ini digunakan untuk mengetahuihasil belajar yang dicapai anak didik setelah iamenyelesaikan program dalam satuan bahanpelajaran pada suatu bidang studi tertentu.Evaluasi ini dipandang sebagai “ulangan” yangdilakukan pada setiap akhir penyajian satuanpelajaran atau modul. Tujuannya adalah untukmemperoleh umpan balik yang mirip denganevaluasi diagnostik (penjelasannya akan dijelaskanselanjutnya) yakni mendiagnosis (mengetahuipenyakit/kesulitan) belajar siswa. Hasil diagnosiskesulitan belajar tersebut digunakan sebagaibahan pertimbangan rekayasa pengajaran remidial(perbaikan). (Muhibbinsyah, 2000: 200). Asumsiyang mendasari evaluasi ini adalah bahwa manusiadalam hal ini peserta didik mempunyai banyakkelemahan (QS.4: 28) .
“Diciptakan manusia dalam keadaan lemah.” Danpada mulanya tidak mengetahui apa-apa Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibu-ibukamu sedangkan kamu tidak mengetahui apa-apa.”  
Sehingga pengetahuan, keterampilan dan sikaptidak akan lebih abadi bila pengetahuan,keterampilan dan sikap itu tidak dibiasakan. Untukitu Allah Swt meganjurkan agar manusiaberkonsentrasi pada suatu informasi yang didalamisampai tuntas, mulai proses pencarian (belajar-mengajar) sampai pada tahap pengevaluasian.Setelah informasi itu dikuasai dengan sempurna, iadapat beralih pada informasi yang lain.
Dalammelaksanakan evaluasi formatif, seorang pendidikperlu memperhatikan beberapa aspek evaluasi jenis ini, yaitu :
a.    Aspek fungsi, yaitu untuk memperbaiki prosesbelajar mengarah ke arah yang    lebih baik danefisien.
b.   Aspek tujuan, yaitu mengetahui sampai dimana penguasaan peserta didik tentang bahanpendidikan yang diajarkan dalam satu programsatuan satuan pelajaran serta sesuai atautidaknya dengan tujuan.
c.    Aspek yang dinilai, yaitu untuk mengetahuiaspek-aspek yang dinilai pada penilaianformatif, meliputi, tingkat pengetahuan pesertadidik, keterampilan dan sikapnya ketika dansetelah proses pembelajaran dilaksanakan.
2.   Evaluasi Sumatif.
Yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasilbelajar peserta didik setelah mengikuti pelajarandalam satu catur wulan, satu semester atau akhirtahun untuk menentukan jenjang pendidikanberikutnya. Evaluasi sumatif ini dapat dianggapsebagai “ ulangan umum” yang dilakukan untukmengukur kinerja akademik atau prestasi belajarsiswa pada akhir periode pelaksanaan programpengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan padasetiap akhir semester atau akhir tahun ajaran.Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi mengenaikinerja akademik siswa dan bahan penentu naiktidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.   (Muhibbinsyah, 2003 : 200-2001). Asumsi evaluasiini adalah bahwa segala sesuatu termasuk pesertadidik diciptakan mengikuti hukum bertahap. Setiaptahap memiliki satu tujuan dan karakteristiktertentu.(Ramayulis, 2003 : 242). Satu tahapanyang harus diselesaikan terlebih dahulu untukkemudian beralih ke tahapan yang lebih baik. (QS.84 : 19).
Sesungguhnya kamu akan melalui tingkat (tahap)demi tahap dalam kehidupan.” 
Dalam melaksanakan evaluasi sumatif, seorangpendidik perlu memperhatikan beberapa aspekevaluasi jenis ini yaitu :
a. Aspek fungsi, yaitu untuk menentukan angkaatau nilai peserta didik setelah mengikuti programbahan pelajaran dalam satu catur wulan atausemester.
b. Aspek tujuan, yaitu mengetahui taraf hasilbelajar yang dicapai oleh peserta didik setelahmenyelesaikan program bahan pelajaran dalamcatur wulan, semester, akhir tahun atau akhirprogram pelajaran pada suatu unit pendidikantertentu.
c. Aspek yang dinilai, yaitu untuk mengetahuiaspek-aspek yang dinilai atas kemajuan hasilpelajaran meliputi pengetahuan, keterampilan,sikap dan penguasaan peserta didik tentang materiyang diberikan. (Harahap, tt : 26).d. Waktu pelaksanaan, yaitu untuk mengetahuikapan sebaiknya penilaian dilaksanakan, apakahsebelum, ketika proses belajar berlangsung atauakhir proses pembelajaran.
3.     Evaluasi penempatan (placement)
Yaituevaluasi yang dilakukan sebelum peserta didikmengikuti proses belajar mengajar untukkepentingan penempatan pada jurusan ataufakultas yang diingini. Asumsi yang mendasarievaluasi ini bahwa setiap manusia dalam hal inipeserta didik memiliki perbedaan-perbedaan danpotensi khusus. Perbedaan ini kadang-kadangmerupakan kelebihan atau kelemahan. Masing-masing perbedaan harus ditempatkansebagaimana seharusnya, sehingga kelebihanindividu dapat berkembang dan kelemahannyadapat diperbaiki. Firman Allah dalam surat al-Isra’ayat 84:
ö@è%@@à2ã@yJ÷ètƒ4n?tã¾ÏmÏFn=Ï.$x©öNä3š/tsùãNn=÷ær&ô`yJÎ/uqèd3y÷dr&WxÎ6yÇÑÍÈ
“Tiap-tiap orang berbuat berbuat menurut keadaannya masing-masing.” 
Dalam melaksanakan evaluasi placement,seorang pendidik perlu memperhatikan beberapaaspek evaluasi jenis ini, yaitu :
a.    Aspek fungsi, yaitu untuk mengetahui potensi,kecenderungan kemampuan peserta didik dankeadaan pribadinya agar dapat ditempatkan padaposisinya. Umpamanya, anak yang berbadan kecil jangan ditempatkan di paling belakang, tetapisebaiknya di depan agar ia tidak mengalamikesulitan mengikuti proses pembelajaran. Begitupula kasus penempatan jurusan tertentu. DiMadrasah Aliyah, umpamanya, peserta didik yangberbakat Ilmu Pasti jangan ditempatkan pada jurusan Bahasa, sebab akan mengalami hambatandalam menerima pelajaran lebih lanjut. Banyak lagimasalah-masalah lain yang harus diperhatikandalam penempatan peserta didik.
b.   Aspek tujuan, yaitu menempatkan peserta didikpada tempat yang sebenarnya berdasarkan bakat,minat, kemampuan, kesanggupan serta keadaan diri anak sehingga anak tidak mengalamihambatan dalam mengikuti pelajaran atau setiapprogram/bahan yang disajikan pendidik. (Harahap,tt : 6).
c.    Aspek yang dinilai, yaitu untuk mengetahuikeadaan fisik dan psikis, bakat, minat,kemampuan, pengetahuan, pengalaman,keterampilan, sikap dan aspek-aspek lain yangdianggap perlu bagi kepentingan pendidikan anakselanjutnya. Kemungkinan penilaian ini dapat jugadilakukan setelah anak mengikuti pelajaran selamasatu catur wulan, satu semester, atau satu tahunsesuai dengan tujuan lembaga pendidikan yangbersangkutan.
d.   Aspek waktu pelaksanaan, yaitu untukmengetahui kapan sebaiknya dilaksanakanpenilaian penempatan ( placement ), apakahsebelum anak mengikuti proses pembelajaran atausetelah mengikuti pendidikan di suatu tingkatpendidikan tertentu.
4.     Evaluasi diagnostik
Yaitu evaluasi yangdilakukan terhadap hasil penganalisaan tentangkeadaan belajar peserta didik, meliputi kesulitan-kesulitan atau hambatan yang ditemui dalamsituasi belajar mengajar. Asumsi yang mendasarievaluasi ini adalah bahwa pengalaman pahit masalalu dapat dijadikan guru untuk memperbaiki masadepan. Setiap kegiatan dalam proses pembelajarantidak terlepas dari kesulitan dan hambatan yangdihadapi, maka ia akan memperoleh kemudahandalam kegiatan berikutnya. Menurut Muhibbinsyah(2003 : 200), evaluasi ini dilakukan setelahpenyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuanmengidentifikasi bagian-bagian tertentu yangbelum dikuasai siswa. Instrumen evaluasi jenis inidititikberatkan pada bahasan tertentu yangdipandang telah membuat siswa mendapatkankesulitan.Dalam Islam, banyak Firman Allah yangmengisyaratkan asumsi ini, seperti peringatanAllah dalam kisah-kisah kaum terdahulu yanghancur dikarenakan membuat kesulitan dan tidakmampu menyelesaikan kesulitannya (QS. Al-Hasyr :18)
“ Dan hendaknya setiap diri memperhatikan(mengevaluasi)apa yang telah diperbuat untukhari esok.” 
 Dalam melaksanakan penilaian diagnostik,seorang pendidik perlu memperhatikan beberapaaspek evaluasi jenis ini yaitu :
a.    Aspek fungsi, yaitu untuk mengetahui masalah-masalah yang menganggu peserta didik yangdapat mempersulit dan menghambat prosespembelajaran, baik dalam satu bidang studitertentu atau keseluruhan bidang studi. Setelahmengetahui penyebab kesulitan terjadi, laludiformulasikan usaha pemecahannya.
b.   Aspek tujuan, yaitu membantu kesulitan ataumengatasi hambatan yang dialami peserta didikwaktu mengikuti kegiatan belajar pada satu matapelajaran atau keseluruhan program pengajaran.
c.    Aspek yang dinilai, yaitu untuk mengetahui hasilbelajar yang diperoleh peserta didik, latar belakangkehidupannya dan semua aspek yang menyangkutkegiatan belajar.
d.   Aspek waktu pelaksanaan, yaitu untukmengetahui kapan diperlukan pembinaan yangtepat dalam rangka meningkatkan mutupengetahuan peserta didiknya.
Menurut Muzayyin, meskipun dalam sumber ilmu pendidikan Islam klasifikasi jenis penilaian diatas tidak ditemukan secara eksplisit, namundalam praktek dapat diketahui bahwa padaprinsipnya jenis penilaian tersebut seringkaliditemukan. (Muzayyin, 1991 : 246). Disamping itudalam pendidikan Islam seorang pendidik bisa sajamengadopsi hal-hal yang positif yang datang dariluar untuk diterapkan pula dalam pendidikan Islamselama yang diadopsi tersebut tidak bertentangandengan prinsip kependidikan dalam Islam.

5.     Evaluasi Prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pretest. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasipenguasaan siswa atas materi lama yangmendasari materi baru yang akan diajarkan.Contoh, evaluasi penguasaan penjumlahanbilangan sebelum memulai pelajaran perkalianbilangan, karena penjumlahan merupakanprasyarat atau dasar pekalian.6. Ujian Akhir Nasional (UAN)yang dulu disebut EBTANAS bahkan sekarang diganti menjadi UjianNasional (UN) pada prinsipnya sama denganevaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentukenaikan status siswa. Namun UAN yangdiberlakukan mulai tahun 2002 itu dirancang untuksiswa yang telah menduduki kelas tertinggi padasatu jenjang pendidikan tertentu seperti jenjangSD?MI, SLTP/MTs, dan sekolah-sekolah menengahyakni SMA dan sebagainya.













BAB III
PENUTUP
A.          Kesimpulan
Evaluasi dalam pendidikan Islam adalah pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan Islam guna melihat sejauh mana keberhasilan pendidikan yang selaras dengan nilai-nilai Islam sebagai tujuan dari pendidikan Islam itu sendiri.
Tujuan evaluasi adalah mengetahui kadar/ukuran pemahaman anak didik terhadap materi pelajaran,melatih keberanian dan mengajak anak didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan. Selain itu program evaluasi bertujuan untuk mengetahui siapa yang lemah,sehingga diberi perhatian khusus agar ia dapat mengejar kekurangannya.
Objek evaluasi Pendidikan Islam dalam arti yang umum adalah peserta didik.
evaluasi pendidikan Islam dilakukan dengan dua cara yaitu : pertama, evaluasi atas diri sendiri (selfevaluation/muhasabah), kedua, evaluasi terhadappeserta didik.
Jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam ada beberapa macam yaitu:1.Evaluasi formatif. 2.Evaluasi Sumatif.3. Evaluasi penempatan ( placement ) 4. Evaluasi diagnostik5. Evaluasi Prasyarat.


B .     Saran
Dengan kita mengetahui apa itu evaluasi pendidikan islam , tujuan, objek juga jenis-jenisnya semoga pendidikan islam dapat terevaluasi dengan baik dan benar dan semoga kita dapat mengambil manfaat.















DAFTAR PUSTAKA

Arifin,H.M.Ilmu Pendidikan Islam.Radar Jaya Offset,Jakarta:1994